Berkarya Bikin Prabowo - Sandi Tak Berkutik soal HAM

Berkarya Bikin Prabowo - Sandi Tak Berkutik soal HAM
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat pidato kebangsaan di JCC Jakarta, Senin (14/1) malam. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Deputi Direktur Riset ELSAM Wahyudi Djafar menilai pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno tidak memiliki ruang yang besar untuk menyampaikan komitmennya tentang pemberantasan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Hal ini lantaran Prabowo pernah melakukan penculikan terhadap aktivis pada masa Orde Baru. Apalagi di deretan pendukung Prabowo ada Partai Berkarya yang mewarisi pemikiran-pemikiran Soeharto.

"Soal Partai Berkarya kita tentu tidak semata-mata bicara tentang dugaan korupsi, tapi juga pelanggaran hak asasi manusia," kata Wahyudi dalam diskusi yang digelar Indonesia Political Review di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (16/1).

BACA: Kasus HAM Prabowo dan Korupsi PT DGI Jadi Amunisi Tim Jokowi

Wahyudi menuturkan isu yang digunakan untuk menurunkan Soeharto dari posisinya sebagai presiden pada 1998 bukan hanya lewat isu korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dia menyebut, presiden kedua itu juga digulingkan lewat serentetan isu pelanggaran HAM berat yang terjadi selama berkuasa dari 1965 hingga 1998.

"Itu yang menjadi perdebatan serius ketika mereka mengklaim 'enak zaman Soeharto'. Karena bagi para aktivis HAM tentu itu satu masa kelam di mana kebebasan itu diberangus, ditutup sedemikian rupa sehingga kontrol terhadap pemerintah tidak ada. Media dikontrol, informasi dibatasi dan seterusnya," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut Wahyudi, ada kejanggalan ketika Prabowo - Sandi menekankan misi HAM dan antikorupsi di visi-misi.

Kehadiran Partai Berkarya di jajaran pendukung Prabowo - Sandi membuat mereka tak bisa banyak bicara mengenai HAM

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News