Berpikir 1000

Oleh Dahlan Iskan

Berpikir 1000
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Jadi, mati itu di tangan Tuhan. Seperti apa pun Anda lari dari kematian, Anda mati juga --kalau memang sudah ditentukan saat itu harus mati.

Baca Juga:

Sebaliknya untuk apa meniadakan salat Jumat. Kalau memang belum saatnya mati Anda tidak akan mati. Kok sampai mengorbankan salat Jumat!

Dengan berpegang pada prinsip-prinsip seperti itu bagi kami mati itu biasa. Tidak menakutkan sama sekali.

Mati itu sudah ditentukan harinya, jamnya dan detiknya sejak jauh-jauh hari --bahkan sejak sebelum dilahirkan.

Saya ikuti pula pemberitaan di Amerika dengan intensif. Ternyata di sana banyak juga kelompok gereja yang punya pikiran mirip-mirip itu.

Umumnya dari kelompok yang mendukung Donald Trump. Hanya saja jumlahnya tidak sebanyak (dalam persentase) di lingkungan kami umat Islam di Indonesia.

Pun menghadapi Covid-19 sekarang ini. Jangankan virus, ke medan perang pun kami tidak takut. Kalau belum waktunya mati tidak akan mati.

Yang seperti itu sudah menjadi realitas masyarakat kita. Jangan dimusuhi. Tidak menyelesaikan masalah. Juga tidak bijaksana.

Mati urusan masing-masing. Namun harus juga dicari cara mati yang enak: yang tanpa menularkannya ke orang lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News