Bersujud Hingga Ajal Menjemput

Mbah Maridjan Dipastikan Tewas, Korban Meninggal jadi 28 Orang

Bersujud Hingga Ajal Menjemput
Jenazah Mbah Marijan di Sardjito forensik. Foto: JPNN
Sejauh ini  tidak jelas benar, apakah pihak keraton sudah memberikan perintah agar Mbah Maridjan turun gunung atau memang Mbah Maridjan  memiliki perhitungan lain sehingga  ia diduga ikut tewas tersapu awan panas yang disemburkan gunung Merapi tempat di mana Mbah Maridjan mengabdi selama ini. Pada Tahun 2006, Mbah Maridjan juga tidak mempedulikan himbauan pemerintah untuk mengungsi. Bahkan, ketika itu, Mbah Maridjan malah naik mendekati kawah Merapi, ketika rombongan Presiden SBY menyempatkan  bermalam dan bermain gitar dengan para pengungsi merapi.

Sejauh ini tim memang masih belum yakin benar mayat bersujud itu adalah Mbah Maridjan. Mereka hanya bisa mereka-reka dengan kondisi sehari-harinya. Yakni, kebiasaan si mbah bintang iklan jamu perkasa yang selalu mengenakan baju batik. Maklum, bajunya masih utuh namun wajah mayat pada umumnya sudah sulit dikenali, tersapu hawa panas yang konon mencapai 600 derajat celcius. "Dari postur tubuhnya memang mirip dengan Mbah Maridjan. Tapi, kalau bukan Mbah Maridjan siapa lagi, karena semua mayat di sekitar Mbah Maridjan sudah terindentifikasi," Wagiyo menambahkan.

Wagiyo menambahkan, mayat Mbah Maridjan yang ditemukan sedang bersujud itu tertimpa reruntuhan tembok rumah dan pohon. "Pohonnya juga tinggal batang dan ranting yang terbalut debu vulkanik yang tebal." Wagiyo juga memastikan bahwa  rumah itu hanya ditinggali oleh Mbah Maridjan sendiri.

Ia mengatakan, kondisi di dusun sekitar tempat tinggal Mbah Maridjan mengalami kerusakan yang sangat parah, hampir semua rumah dan pepohonan roboh."Kerusakan ini akibat terjangan awan panas dan bukan karena material lava," katanya.

JAKARTA - Kesetiaan Ki Surakso Hargo atau yang akrab dipanggil Mbah Maridjan terhadap gunung merapi benar-benar sampai ajal. Tadi pagi Rabu (27/10)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News