Bibit-Chandra Ciptakan Sejarah
Selasa, 08 Desember 2009 – 17:02 WIB

Bibit-Chandra Ciptakan Sejarah
JAKARTA- Terhitung Selasa (9/12) pukul 14.00 WIB, Bibit Samad Rianto dan Chandra Martha Hamzah kembali bertugas di KPK. Ini ditandai dengan penyerahan memori kerja dari Mas Achmad Santosa dan Waluyo. Mengambil istilah penerbangan, lanjut dia, kasus Bibit-Chandra bagai turbulence (gulungan awan hitam yang mengganggu penerbangan, Red.) yang harus dihadapi seorang pilot. Setelah lepas dari turbulence kemudian mendarat dengan keluarnya Keppres No 101 tentang pengaktifan kembali Bibit dan Chandra.
Penyerahan memori dilangsungkan di auditorium gedung KPK, Selasa (8/12), dihadapan ratusan hadirin yang mayoritas wartawan. Mas Achmad Santosa meyakini, peristiwa yang dialami Bibit-Chandra akan tercatat dalam sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia bahkan dunia.
Menurut pria yang akrab dipanggil Ota ini, sangat gamblang terlihat betapa besar risiko pejuang antikorupsi. Sejarah juga akan mencatat sebuah pengadilan (Mahkamah Konstitusi) di Indonesia mendengarkan hasil sadapan di ruang pengadilan dan disiarkan secara langsung oleh televisi. Kasus Bibit-Chandra hampir 3 bulan tanpa jeda, menjadi berita utama media massa cetak maupun elektronik. Kasus ini menyita perhatian luas petinggi negeri, politisi sampai masyarakat biasa. "Ini bukti gerakan moral masyarakat mampu membendung penyelewengan hukum," tandas Ota.
Baca Juga:
JAKARTA- Terhitung Selasa (9/12) pukul 14.00 WIB, Bibit Samad Rianto dan Chandra Martha Hamzah kembali bertugas di KPK. Ini ditandai dengan penyerahan
BERITA TERKAIT
- Kusnadi Buka Suara Soal Titipan Tas dan Koper dari Harun Masiku
- Pelaku Curanmor Ini Sudah 6 Kali Beraksi di Pesanggrahan, Akhirnya Ketiban Sial, tuh Lihat
- Siswi Diduga Jadi Korban Pelecehan di Sekolah, SMK Waskito Dukung Penegakan Hukum
- Megawati Percaya Diri Diterima Jika Melamar Kerja Jadi Koki
- Megawati Akui PDIP Babak Belur, Tetapi Tetap Menang di Pemilu 2024 Berkat Dukungan Rakyat
- Singgung Kader Bermain Dua Kaki, Megawati: Enggak Usah Diomongkan, Saya Tahu