Bidik Pasar Biosimiliar

Bidik Pasar Biosimiliar
Bidik Pasar Biosimiliar
JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membidik pasar obat biosimilar, seiring besarnya potensi itu di masa mendatang. Ini karena obat similar saat ini tergolong mahal. Diyakini potensinya dapat diproduksi secara generik dengan harga terjangkau. Sebagai langkah awal, perseroan menjalin kerja sama dengan Rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

 

“Target besar dari kerjasama penelitian dan pengembangan dengan RSCM ini adalah untuk produk biosimilar. Kalau penelitian yang dilakukan bisa sesuai harapan, maka tahun depan kami akan mulai produksi satu atau dua produk biosimilar,” ujar M Syamsul Arifin, Direktur Utama Kimia Farma, di Jakarta.

Menurut Syamsul, potensi pasar biosimilar (obat generik berbasis teknologi) itu sangat besar, terutama dengan tingginya harga obat-obat jenis ini. Saat ini, obat-obatan ini masih belum diproduksi oleh perusahaan farmasi dalam negeri. Harga-harga obat impor ini pun sangat mahal. Syamsul mencontohkan, harga biosimilar untuk kanker misalnya, bisa mencapai Rp 30 juta. “Padahal kalau itu bisa kita produksi, dengan cost setengahnya, tentu marjinnya sangat besar. Dan, harganya akan terjangkau,” terang Syamsul.

Pasar biosimilar sendiri didunia saat ini sangat besar. Berdasarkan data 2008, pasar biosimilar memiliki pangsa pasar hingga USD 100 miliar, yang terus bertambah seiring kebutuhan masyarakat. Sementara kebutuhan domestik terhadap obat-obatan itu sendiri cukup tinggi. Tercatat, tahun lalu konsumen domestik mencapai 10 hingga 20 persen. “Bayangkan, berapa besar potensi yang bisa diambil dari potensi tersebut. Padahal untuk SDM ada dana ada, kenapa kita tidak bisa memproduksi sendiri,” jelas Syamsul.

JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membidik pasar obat biosimilar, seiring besarnya potensi itu di masa mendatang. Ini karena obat similar saat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News