Bikin Malu! Caleg Gerindra Pesta Sabu-Sabu

Bikin Malu! Caleg Gerindra Pesta Sabu-Sabu
Ilustrasi sabu-sabu. Foto: AFP

"Di tengah kami sedang kompetisi Pileg, Pilpres dan membangun image partai, mencari simpati masyarakat, justru malah melakukan perbuatan tidak terpuji dengan menggunakan obat terlarang. Jelas itu tidak sesuai. Kalau di Gerindra sangat disesalkan atau disayangkan ada caleg seperti itu," ungkapnya saat ditemui Jawa Pos Radar Semarang di Sekretariat DPC Partai Gerindra Kota Semarang.

Sigit mengungkapkan, pihak DPC juga telah berkoordinasi dengan DPD Partai Gerindra Jateng untuk menyampaikan kejadian ini. Pihaknya juga belum bisa menjatuhkan sanksi kepada yang bersangkutan.

"Sanksi apa yang akan dijatuhkan kepada yang bersangkutan, kami masih menunggu arahan dari DPD. Sesuai aturan, namanya juga masih tertera, karena belum inkrah, proses masih berjalan, belum ada ketetapan hukum. Secara aturan di KPU, dia statusnya masih caleg, kami juga tidak bisa menarik atau mengganti," ungkapnya.

Sigit yang juga maju menjadi caleg DPR RI Partai Gerindra Dapil 1 Jateng ini juga mengakui, secara pribadi tidak mengenal dengan sosok Arsa Bahra Putra. Bahkan selama Sigit menjadi Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang sejak 2015, belum pernah melihat kiprah bersangkutan di kepartaian.

"Dia tidak menduduki jabatan baik dari ranting atau PAC sampai di DPC, bukan pengurus partai. Tapi di Gerindra memang ada, kuota tokoh-tokoh di luar partai yang boleh ikut untuk caleg melalui Partai Gerindra. Mau dipasang ya monggo," tegasnya.

Menurut Sigit, adanya kejadian ini sangat berimbas dengan kepartaian di Gerindra. Alasannya, ketika banyak caleg utamanya dari Partai Gerindra berusaha menarik simpati masyarakat, justru telah dicoreng atau dirusak oleh seorang oknum. "Yang namanya narkoba, korupsi dan KDRT itu kan merupakan musuh bersama," tegasnya.

Sigit menambahkan, dengan adanya kejadian ini bisa menjadikan pelajaran bagi semua, bahwa penyusunan terhadap caleg bisa dilakukan secara detail. Sehingga jangan sampai pendaftaran caleg hanya sebatas dilakukan dengan cara seleksi saja. Menurutnya, proses selektif harus terus dilakukan termasuk mengetahui personalitas orang tersebut.

"Pergaulannya, tingkah lakunya, perilakunya keseharian kita harus bisa mendeteksi. Tapi ketika kita menerima dari caleg di luar struktur partai, inilah akan terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan bersama. Kita kecolongan," ujarnya.

Caleg Gerindra ini digerebek saat pesta sabu-sabu di Sedayu Indah, Bangetayu Wetan, Genuk, Kota Semarang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News