Bisa Saja Partai Gelora Layu Sebelum Berkembang

Bisa Saja Partai Gelora Layu Sebelum Berkembang
Anis Matta dan FahriHamzah (di tengah) bersama-sama para deklarator Partai Gelora. Foto: Twitter/anismatta

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan, Partai Gelora Indonesia bisa saja menjadi ancaman bagi partai berbasis suara umat Islam pada Pemilu 2024. Baik itu PKS, PPP, PKB dan PAN.

Tetapi di sisi lain, bisa juga Partai Gelora malah layu sebelum berkembang, alias tidak mampu bertahan menghadapi perkembangan perpolitikan di Indonesia yang sangat dinamis.

"Jadi, bisa iya bisa juga tidak. Sangat tergantung pada usaha yang dilakukan pengurus dan kader Partai Gelora sendiri," ujar Ujang kepada jpnn.com, Sabtu (9/11)

Menurut dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini, syarat paling utama untuk menjadi besar, pengurus Partai Gelora harus solid terlebih dahulu.

"Syarat kedua, harus mampu membawa Partai Gelora menjadi partai yang diminati oleh rakyat. Saya kira ini cukup berat, karena tidak cukup hanya dikenal, tetapi harus dapat meyakinkan masyarakat untuk menjadikan Partai Gelora sebagai saluran aspirasi," katanya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini optimistis, jika kedua langkah yang dimaksud dapat terwujud, maka Partai Gelora menjadi ancaman bagi partai-partai berbasis suara umat Islam.

"Kalau ini berhasil dilakukan, akan menjadi ancaman bagi partai-partai berbasis suara umat Islam. Tetapi jika mengelola partainya asal-asalan, Partai Gelora bisa layu sebelum berkembang," katanya.

Sebagai langkah pertama, kata Ujang, Partai Gelora dapat memanfaatkan Pilkada 2020 yang digelar serentak di 270 daerah, sebagai ajang sosialisasi atau ajang untuk memanaskan mesin partai.

Saya kira pilkada akan dijadikan momentum cek ombak bagi Partai Gelora untuk melihat respon publik dalam rangka persiapan Pemilu 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News