Bisnis Baru Kehutanan Ini Bisa Pacu Perwujudan Nawacita

Bisnis Baru Kehutanan Ini Bisa Pacu Perwujudan Nawacita
Sekjen KLHK Bambang Hendroyono (kanan) dan Ketua APHI Indroyono Soesilo. Foto: KLHK for JPNN.com

Saat ini, bagaimana sebenarnya kondisi atau prestasi dari sektor kehutanan? Bila melihat dari sektor produksinya ada tren yang naik bila dibandingkan dari tahun 2013 ke tahun 2017, produksi kayu bulat lebih banyak dari hasil hutan tanaman yang mencapai 38,8 juta m3 pada tahun 2017, sementara dari hutan alam hanya 5,34 juta m3.

Hutan tanaman itu bersifat berkelanjutan atau sustainable, artinya apa yang ditebang pasti akan ditanami kembali, karena keperluannya untuk industri dengan sifat produksi massa (mass production).

Sementara sepanjang 2012-2016, penerimaan PNBP dari sektor kayu dan non kayu tercatat memberikan PNBP senilai sekitar 1,4 Triliun. Secara kinerja ekspor produk kayu Indonesia selama enam tahun mengalami kenaikan.

Bila di tahun 2012, dari sektor produk kayu Indonesia mengekspor USD 10.02 miliar, sementara tahun 2016 industri ekspor produk kayu sebesar USD 9,87 miliar dan tahun 2017 meningkat hingga USD 10.94 miliar, dengan tren yang cukup baik untuk industri plywood (kayu lapis), dan furniture.

Menurut Indroyono, APHI telah membuat road map pembangunan kehutanan Indonesia dari tahun 2016-2045. Menurutnya perlu dilakukan upaya perbaikan bisnis proses di sektor kehutaan.

Sementara itu MenLHK Siti Nurbaya Bakar, saat kongres pengusaha hutan beberapa waktu yang lalu, telah menyampaikan untuk para pengusaha juga mulai melakukan diversifikasi baik melalui agroforestry, ecotourism dan lain sebagainya yang bisa segera dikembangkan, ditambah lagi transparansi segala bentuk perizinan. (adv/jpnn)


Konfigurasi bisnis baru kehutanan yaitu industri berbasis hasil hutan bukan kayu, pengembangan agroforestry, ekowisata, jasa lingkungan, dan bio energi.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News