Bisnis e-Money, Bank Bisa Kalah oleh e-Commerce

Baik saat bertransaksi maupun ketika top up saldo. Bahkan, banyak diskon seperti TokoCash milik Tokopedia ataupun Go-Pay besutan Go-Jek.
”Sudah saatnya bank memperhatikan perkembangan perusahaan fintech yang bakal menjadi pesaing berat, terutama dalam bidang TI. Ini tantangan serius bagi bank kini dan ke depan,” tuturnya.
Memang, kebijakan baru dari BI baru akan berlaku bagi uang elektronik berbasis kartu.
Sementara itu, perusahaan fintech baru menjalankan bisnis uang elektronik berbasis akun.
Namun, menurut Paul, bank sebaiknya tidak menyepelekan persaingan tersebut jika ingin menjadi pemenang dalam bisnis uang elektronik.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, keuntungan dari bisnis uang elektronik itu sangat kecil.
Sebab, esensi dari bisnis tersebut lebih banyak mengarah pada edukasi nontunai kepada konsumen.
Jika ingin mengarah pada tujuan komersial, hal itu akan lebih baik bagi bank.
Bank Indonenesia (BI) mengizinkan penarikan biaya transaksi (fee) dari aktivitas isi ulang uang elektronik atau e-money.
- Tumbuh Berkelanjutan, Bank Raya Kembali Bukukan Kinerja Keuangan Positif
- Resmi Meluncur, Master Bagasi Siap Jembatani Produk Lokal Tembus Pasar Global
- KPK Ungkap Modus Korupsi Dana CSR BI Seusai Periksa Satori
- Pengamat Minta Masyarakat Tak Berspekulasi Soal Gangguan Sistem Layanan Bank DKI
- Bea Cukai Bantu UMKM di Ambon dan Malang Tembus Pasar Ekspor Lewat 2 Kegiatan Ini
- Jadi Bank Paling Terdepan, BTN Raih MSCI ESG Ratings AA