Bisnis Ilmu

Oleh: Dahlan Iskan

Bisnis Ilmu
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Kapsul albuminnya terbaik di Indonesia. Tertinggi kandungan albuminnya: 0,75 gram/kapsul. Itu karena Nurpuji tidak terlalu rakus laba. Dia lebih berorientasi wajah pasien-pasiennya yang perlu pertolongan.

Bergerak di tiga bidang tentu membuat dua wanita itu amat sibuk, tetapi peneliti-klinis-dosen sebenarnya memang bisa saling dukung.

Sebagai peneliti dia tahu apa yang sangat dibutuhkan pasien. Sebagai dokter dia juga tahu penelitian apa yang akan bermanfaat bagi pasien.

Lalu, sebagai dosen dia bisa menugaskan mahasiswa S-2 yang mereka bimbing untuk membantu melaksanakan penelitian. Sekaligus menularkan ilmu dan jiwa keilmuan. Yakni jiwa agar mereka tertular cinta penelitian.

"Kelemahan" orang seperti mereka: terlalu sibuk. Prof Nurpuji tidak punya waktu mengurus izin-izin di birokrasi agar kapsul albumin itu meningkat statusnya menjadi vito farmaka. Purwati tidak punya waktu urus birokrasi pendidikan sehingga telat sekali jadi profesor.

Saya ke Makassar juga untuk ke makam almarhum Alwi Hamu. Dia 30 tahun bersama saya mengembangkan grup Jawa Pos.

Di makam itu saya minta maaf: waktu dia meninggal dua bulan lalu saya tidak bisa ikut melayat.

Waktu itu saya diwakili Faisal Hamdan, direktur Disway Sulsel. Salah satu putra Pak Alwi Hamu, Subhan, memang pilih mengembangkan Disway di Sulsel.

Prof Nurpuji juga punya pabrik albumin. Kapsul. Juga laris. Sampai lahir produk yang menyainginya. Pabrik kapsul albumin itu hasil pengembangan penelitiannya.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News