Blusukan di Pulau Tanpa Penduduk Jelang Piala Dunia
jpnn.com - Sudah lebih dari sepuluh menit Pauline Peigne "merendam" umpan di salah satu rawa-rawa Rio (sungai) Urubu. Tapi, tidak ada piranha (baca: piranya) yang menggondol umpannya.
Laporan AGUNG PUTU ISKANDAR dari Manaus
TURIS Prancis itu lantas menambah umpan di kail. “Mungkin umpan yang tadi terlalu kecil,” katanya
Dia lantas mengambil potongan daging ayam yang diiris seukuran sate. Kemudian, dia menancapkannya ke kail. Tali pengikat kail dibuat dari kawat agar gigi piranha yang tajam tidak membuatnya putus. Baru setelah itu, senar dipasang hingga ke kayu pancing.
Strategi Peigne berjalan mulus. Tak sampai lima menit, tali pancing bergerak. Dia lantas menariknya. Karena gugup, perahu kecil yang dia tumpangi bersama lima orang lainnya, termasuk Jawa Pos, sedikit oleng. Seekor piranha tergantung di ujung kail. “Waw, aku benar-benar mendapatkannya,” kata perempuan 21 tahun itu.
Piranha yang didapatkan Peigne seukuran telapak tangan. “Ya, lumayan lah. Ini debut mancingku di Amazon,” katanya.
Peigne dan lima orang lainnya adalah peserta Antonio Amazon Tour. Mereka tinggal di pondok-pondok tengah Hutan Amazon selama dua hingga empat hari. Lokasi pondok sangat jauh dari Kota Manaus.
Dari ibu kota Negara Bagian Amazonas itu, mereka harus menempuh jalan darat sepanjang 200 km. Setelah itu, dilanjutkan dengan naik kapal ke arah hulu Rio Urubu selama dua jam.
Sudah lebih dari sepuluh menit Pauline Peigne "merendam" umpan di salah satu rawa-rawa Rio (sungai) Urubu. Tapi, tidak ada piranha (baca:
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor