BMKG Kok Bisa Salah Beri Peringatan Tsunami di Palu?

BMKG Kok Bisa Salah Beri Peringatan Tsunami di Palu?
Petugas medis membantu pasien di luar rumah sakit setelah gempa dan tsunami menghantam Palu. Foto: Muhammad Rifki/AFP

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI, Randy Lamadjido kecewa kinerja BMKG, terkait informasi potensi tsunami pasca-gempa guncang Kota Palu.

Randy, yang merupakan putra asli kota Palu itu menuntut pertanggungjawaban pihak BMKG yang salah memberikan informasi kepada masyarakat, sehingga mengakibatkan jatuh korban puluhan orang tewas. Terutama di daerah pesisir kota Palu.

Randy menambahkan, berdasarkan informasi masyarakat yang dia dapatkan langsung dari sanak saudara yg tinggal di Kota Palu, awalnya masyarakat bersiap-siap menuju daerah aman di pegunungan, menyusul informasi akan terjadinya tsunami, setelah gempa reda.

Namun, beberapa saat kemudian, pihak BMKG mencabut peringatan tersebut. Setelah 2 sampai 3 menit kemudian, ternyata tsunami benar-benar terjadi. Air laut naik menerjang masyarakat yang tinggal di daerah pesisir.

Menurut informasi yang disampaikan masyarakat kepada Randy, melalui saluran telpon seluler, sekitar 40an warga tewas diterjang gelombang tsunami.

Daerah yang cukup parah mengalami kerusakan akibat tsunami, terdapat di daerah Petopo.

"Menurut informasi yang saya terima dari keluarga kami yang ada di kota Palu, korban tewas mencapai sekitar 40 orang, mereka diterjang gelombang tsunami dan lumpur yang terbawa bersamaan dengan tingginya air laut yg di bawa akibat gelombang tsunami ", sambung Randy lewat wawancara via telpon seluler, hari ini, Sabtu (29/9).

Untuk itu, Randy mendesak pemerintah pusat dan daerah kota Palu, untuk segera memulihkan keadaan di sana.

DPR akan memanggil pihak BMKG untuk meminta klarifikasi terkait peringatan gempa dan tsunami di Palu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News