BNN Waspadai Munculnya PCC di Surabaya

BNN Waspadai Munculnya PCC di Surabaya
Puluhan ribu butir PCC yang disita BPOM Sulsel, Jumat, 15 September. Foto: KEPALA BPOM SULSEL MUHAMMAD GUNTUR FOR FAJAR

jpnn.com, SURABAYA - Pil paracetamol cafein carisoprodol (PCC) dikenal sebagai obat daftar G atau obat keras yang harus diresepkan dokter secara ketat.

Namun, munculnya kasus penyalahgunaan pil PCC yang difungsikan sebagai obat penghilang sakit, pelemas otot, dan juga obat jantung, justru menimbulkan dampak bahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.

Kasus yang muncul di Kendari, Sulawesi Tenggara, ini membuat seluruh pihak yang terkait di bidang kesehatan tersadar.

Peredaran pil PCC yang izin edarnya telah dicabut sejak 2014, justru kini muncul di pasaran.

"Untuk mengantisipasi muncul atau masuknya pil PCC di Surabaya, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya berencana membuat sosialisasi tentang efek penyalahgunaan pil tersebut," ujar AKBP Suparti, Kepala BNNK Surabaya.

Untuk mengawasi kemungkinan peredaran pil PCC di Surabaya, BNN Kota akan terus menggencarkan sosialisasi dan berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan dan jika memungkinan, akan menggandeng BPOM. (end/jpnn)


Kasus Pil PCC yang muncul di Kendari mencengangkan banyak kalangan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News