Bobby Nasution: Kalau tidak Bisa Diubah, Sangat Bahaya

jpnn.com, MEDAN - Wali Kota Medan, Sumatera Utara, Bobby Nasution menyatakan pihaknya terus berupaya menutup lubang korupsi sekecil apa pun.
Salah satu caranya adalah dengan penerapan sistem digital.
Dia menjelaskan digitalisasi merupakan salah satu upaya menutup peluang praktik korupsi di berbagai sektor di lingkungan Pemerintah Kota Medan dianggap rawan tindakan rasuah.
"Ini (korupsi) bisa jadi penyakit mental, kalau tidak bisa diubah sangat bahaya. Kami terus berupaya menutup lubang korupsi sekecil apa pun, salah satunya dengan menerapkan sistem digitalisasi," kata Bobby di Medan, Jumat (11/6).
Menantu Presiden Jokowi itu optimistis bahwa dengan penerapan sistem digital, secara perlahan akan bisa menghilangkan mental korupsi oknum pegawai.
Dia menegaskan penerapan digitalisasi akan makin mempercepat pelayanan publik dan mencegah kebocoran pendapatan asli daerah (PAD), seperti pembayaran parkir kendaraan.
"Meski baru beberapa ruas jalan yang kami terapkan digitalisasi pembayaran parkir, tetapi hasilnya sudah memberikan pengaruh positif bagi peningkatan PAD. Sistem ini memudahkan warga mendapatkan pelayanan," kata Bobby.
Selain itu, lanjut dia, Pemkot Medan telah menerapkan sistem digitalisasi dalam pengadaan barang dan jasa sehingga pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) tidak perlu bertemu langsung dengan kontraktor proyek.
Wali Kota Medan Bobby Nasution menegaskan bahwa korupsi bisa menjadi penyakit mental, dan kalau tidak bisa diubah akan sangat bahaya.
- Usut Kasus Dugaan Korupsi di Dinas PU Mempawah, KPK Sudah Tetapkan 3 Tersangka
- Ray Rangkuti Kritik Kinerja KPK, Kasus Hasto Dikejar, Tetapi Bobby Diundang Koordinasi
- KPK Periksa 3 Saksi Lagi untuk Kasus Cuci Uang Andhi Pramono
- Usut Korupsi Tol Trans-Sumatera, KPK Periksa Petinggi PT Indonesia Infrastructure Finance
- KPK Periksa 2 Anggota DPR Terkait Dugaan Tipikor Dana CSR Bank Indonesia
- Tim Hukum Hasto Bawa Bukti Dugaan Pelanggaran Penyidik KPK ke Dewas