Bos Mafia Kejam Dieksekusi, Ini Wajahnya saat Menangis
Dalam berkas pengadilan, tim jaksa menyebut Liu sebagai kriminal setara mafia. Sebab, dia menguasai hampir seluruh kasino di Provinsi Sichuan serta memonopoli bisnis perjudian, realestat, dan pertambangan di wilayah barat daya provinsi.
’’Dia tidak segan memerintah anak buahnya untuk menghabisi nyawa rival-rival bisnisnya,’’ kata Xinhua.
Layaknya mafia lain, Liu bersekongkol dengan aparat untuk mengamankan bisnis kotornya. Selain polisi, pria 48 tahun itu ’’bersahabat’’ dengan sejumlah jaksa.
Di sisi lain, kolektor ratusan mobil mewah seperti Rolls-Royce, Bentley, dan Ferrari tersebut juga berbisnis dengan sindikat narkotika dan obat-obatan terlarang.
Tidak hanya moncer di dalam negeri, perusahaan yang Liu pimpin pun punya saham di Australia dan Amerika Serikat (AS). Dia menanamkan seluruh sahamnya di luar negeri pada sektor pertambangan.
Di Negeri Kanguru itu, saham Liu melantai dengan bendera Moly Group dan Sundance Resources. Namun, sejak Liu tertangkap pada 2013, gurita bisnisnya ikut melemah.
Meski tidak mau menyebutkan waktu atau tempat eksekusi lima terpidana mati tersebut berlangsung, Xinhua menegaskan bahwa hak Liu dan komplotannya telah diberikan. Yakni, hak untuk bertemu dengan keluarga sebelum mereka menjalani eksekusi.
’’Lima terpidana bertemu dan berkumpul bersama keluarga masing-masing sebelum eksekusi berlangsung,’’ papar media pemerintah tersebut.
BEIJING –Tiongkok akhirnya mengeksekusi Liu Han, mantan bos besar Sichuan Hanlong Group. Liu menjalani hukuman mati bersama empat kroninya.
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah