BPBD Sebut 10 Wilayah di DKI Jakarta Rawan Longsor, Jaksel Paling Banyak

Isnawa membeberkan beberapa ciri-ciri tanah longsor, seperti adanya lapisan tanah/batuan yang miring ke arah luar, retakan tanah yang membentuk tapal kuda, adanya rembesan air pada lereng, pohon dengan batang yang terlihat melengkung dan perubahan kemiringan lahan yang sebelumnya landai menjadi curam.
"Kami mengimbau agar masyarakat, terutama yang berada di sekitar kawasan kali/sungai untuk tidak membangun rumah di atas/bawah/bibir tebing, tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai, tidak menebang pohon di sekitar lereng, dan menghindari untuk pembuatan kolam atau sawah di atas lereng," beber Isnawa.
BPBD DKI telah berkoordinasi dengan PVMBG mengenai fenomena ini. BPBD DKI pun mendorong agar dapat dilakukan pemetaan dengan skala yang lebih besar/lebih detail pada skala 1:25.000 bahkan 1:10.000, karena saat ini PVMBG baru merilis peta peringatan dini potensi gerakan tanah pada skala 1:50.000.
Selain itu, BPBD DKI juga mendorong agar para stakeholders terkait untuk dapat menyusun strategi mitigasi secara struktural untuk mengurangi risiko bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. (antara/jpnn)
Mayoritas kejadian tanah longsor terjadi karena adanya intensitas curah hujan yang tinggi pada lokasi yang berada di sekitar kali atau sungai.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Sempat Lumpuh Gegara Longsor, Jalan Kuantan Singingi–Pekanbaru Kini Dapat Dilalui
- Ribuan Warga Kampung Sawah Tolak Gerai Miras di Kartika One
- Jasad Bocah Diduga Korban Terkaman Buaya Ditemukan di Sungai Sangatta
- 1 Rumah Rusak Berat Tertimpa Longsor di Cianjur
- Gunung Gede dalam Pengawasan BPBD Cianjur, Ada Apa?
- 2 Desa di Parigi Moutong Terendam Banjir