BPP Kostratani Ayah Latih Petani jadi Agen CSA untuk Hadapi Perubahan Iklim

BPP Kostratani Ayah Latih Petani jadi Agen CSA untuk Hadapi Perubahan Iklim
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani Kecamatan Ayah di Kabupaten Kebumen, menyelenggarakan Training of Farmer (ToF) Teknologi Berbasis CSA belum lama ini. Foto: Kementan

"Seperti yang dilakukan di Kebumen. Kami harap 24 kelompok tani yang mengikuti TOT CSA bisa meningkatkan kompetensinya," ujar Sugeng, Kamis (9/6).

"Kami yakin dengan begitu pertanian di Kebumen bisa semakin maju dan berkembang," kata dia.
Adapun materi yang disampaikan antara lain Kebijakan Kementan dalam mendukung peningkatan ketahanan pangan, peran poktan dalam tata kelola irigasi yang bersinergi dengan P3A konsep dasar dan penerapan CSA dalam High Value Crop (HVC).

Ada juga materi seputar penetapan waktu tanam berdasarkan kalender tanam, pembuatan dan penggunaan pupuk organic serta MOL, penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah untuk menentukan pupuk dasar N,P,K, penggunaan varietas unggul adaptif padi cekaman iklim.

"ToT CSA juga melatih peran petani dalam kelembagaan petani dalam mendukung penerapan teknologi CSA. Termasuk mengenai penggunaan bibit muda dan tanam jajar legowo, pemahaman emisi gas rumah kaca, teknologi irigasi Intermitten dan Alternate Wetting and Drying (AWD) di lahan, hingga penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan," beber Sugeng

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa akibat dari perubahan iklim ekstrem, terjadi serangan hama penyakit tanaman di mana-mana dan sehingga menyebabkan sistem produksi di sentra pangan dunia terganggu.

Maka dari itu, penting bagi para petani untuk menerapkan smart farming agar dapat menggenjot produksi pertanian. "CSA dapat menyelamatkan produksi pertanian kita,” tegas Dedi.

Adapun CSA merupakan pendekatan yang mentrasformasikan dan mengorientasikan ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan. Terobosan ini sesuai permintaan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, agar pertanian melaksanakan inovasi.

Dengan adanya dampak perubahan iklim yang saat ini semakin ekstrem, seperti cuaca yang tidak menentu akibat kekeringan, hujan dengan curah tinggi serta terus menerus yang mengakibatkan banjir, ledakan hama dan penyakit bisa menyebabkan gagal panen.

Kehadiran Pertanian Cerdas Iklim (CSA) diharapkan bisa menggenjot produktivitas dalam menghadapi perubahan iklim menuju pertanian yang ramah lingkungan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News