Brigadir Mustakim Puasa, Putra Malut yang Menjadi Anggota Pasukan Perdamaian PBB

Brigadir Mustakim Puasa, Putra Malut yang Menjadi Anggota Pasukan Perdamaian PBB
Brigadir Mustakim Puasa, putra Maluku Utara yang Menjadi Anggota Pasukan Perdamaian PBB, di Sudan. FOTO: Malut Post/JPNN.com

“Pemandangannya sangat mengerikan. Yang paling saya ingat adalah perempuan yang tangannya dipotong oleh pemberontak,” tuturnya.

Meskipun ketatnya pengamanan Pasukan Perdamaian PBB telah berhasil mengusir jauh pemberontak yang semula bercokol di Elfasher, namun situasi di Darfur masih jauh dari kata normal. Kondisi ekonomi dan pemerintahan di wilayah yang memiliki perbedaan waktu enam jam dengan Malut itu belum bisa dikatakan stabil. Ancaman perampokan dan pembantaian masih menghantui warga sipil dan militer yang bermukim di Darfur. Rata-rata warga Darfur sendiri bekerja sebagai peternak unta, keledai, kambing, dan ayam, serta bercocoktanam tomat, melon, terong, dan berbagai jenis sayuran lainnya.

“Di sini sangat kesulitan air bersih. Hanya ada satu mata air, dan warga mendapat pasokan air dua hari sekali,” papar Mustakim yang pernah bersekolah di SD Negeri Faudu dan SMP Negeri 2 Ternate ini.

Berada jauh dari rumah membuat para patriot Pasukan Perdamaian ini harus menjalin keakraban dengan anggota dari kontingen lain. Mereka juga dikenal dekat warga lokal. Kedekatan kontingen Indonesia dengan warga lokal rupanya tak terlepas dari kesamaan kepercayaan serta karakter orang Indonesia yang dikenal ramah.

“Warga dan anak-anak Sudan rata-rata hanya suka bergaul dengan orang Indonesia. Selain sama-sama dominan muslim, mereka menganggap orang Indonesia adalah orang-orang ramah yang suka berbagi makanan dan minuman dengan mereka,” tutur Mustakim.

Mustakim bersyukur mendapat dukungan penuh dari keluarganya kala menjalani misi perdamaian di negara yang memiliki jarak tempuh 12 jam penerbangan dari Indonesia itu. Sang istri, Ria, mengerti penuh resiko menjadi istri dari seorang anggota polisi. Tak ada kecemasan yang menyertai keberangkatan Mustakim, hanya doa yang tak putus dari keluarga. Dari masa tugas selama setahun di Sudan, Mustakim mendapat jatah menengok keluarganya sebanyak dua kali, masing-masing sebanyak 21 hari.

“Keluarga sudah tahu, sebagai anggota apa saja tugas kita bagi negara, dan bagi kemanusiaan pada umumnya,” tandasnya.(kai/fri/jpnn)


Berkat kemampuannya berbahasa asing, Brigadir Mustakim Puasa dinyatakan lulus seleksi sebagai anggota Pasukan Perdamaian PBB. Ditugaskan di wilayah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News