BSE Masih Belum Efektif

BSE Masih Belum Efektif
BSE Masih Belum Efektif
 Menurut dia, memang perlu ada evaluasi terhadap buku-buku pelajaran dan nonpelajaran yang tersimpan di perpustakaan sekolah. Biasanya, kata dia yang menjadi kendala bukan saja karena buku. "Tapi banyak juga sekolah yang belum memiliki perpustakaan, sehingga siswa tidak tahu mau pergi kemana untuk membaca buku dengan nyaman," lanjutnya.

 Sebab, kata dia, beban pembelian buku itu sudah diringankan dengan adanya bantuan operasional sekolah (BOS) untuk buku. "Itulah gunanya BOS buku, biar dicetak tetap bisa dibeli dengan harga murah dari alokasi uang BOS," jelasnya.

 Sementara, dengan diberlakukannya BSE tersebut, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) merasa dipandang sebelah mata. Pasalnya, saat BSE itu diluncurkan pihaknya tak boleh lagi menerbitkan buku sekolah yang sudah dibeli hak ciptanya. "Ya kita terbitkan buku pengayaan saja," tandas ketua IKAPI pusat, Setia Dharma Madjid.

 Setia mengungkapkan, sangat tidak efektif sistem BSE yang diberlakukan Kemendiknas saat ini. Menurut dia, setelah pemerintah membeli hak cipta buku dan menyebarkannya secara elektronik seharusnya tidak lagi menyuruh percetakan lain untuk menggandakannya dalam bentuk buku.  "Apakah tidak lebih efektif, setelah membeli hak cipta, pemerintah menggandakannya sendiri lalu membagikannya secara gratis," tegas Setia. (nuq)

JAKARTA - Penggunaan buku sekolah elektronik (BSE) masih menjadi perdebatan. Bahkan Kementerian Pendidikan Nasional (kemendiknas) sendiri belum melakukan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News