Bubur Jagung

Oleh: Dahlan Iskan

Bubur Jagung
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tolong angka 2 juta itu jangan dibocorkan ke pedagang: bisa dipakai untuk lebih menekan harga. Angka itu Anda hapus saja, begitu Anda sudah membacanya.

Baca Juga:

Memang, ada siklus yang lain: setiap setelah Lebaran, konsumsi jagung menurun.

Aktivitas ternak ayam kembali normal dibanding menjelang Lebaran. Itulah yang membuat harga jagung sempat mengkhawatirkan. Lalu membaik lagi, meski tidak bisa kembali ke awal.

NTB kini memproduksi jagung sekitar 4 juta ton. Angka ini juga Anda rahasiakan. Satu Kabupaten Dompu saja memproduksi 1/6 nasional.

Saya keliling Sumbawa kapan itu. Ketika tanaman jagung baru berumur 1 bulan. Seluruh Sumbawa hijau royo-royo. Memberikan harapan yang sungguh membahagiakan untuk masa depan.

Bahagia itu tidak tiba sepenuhnya. Harga jagung menurun. Gudang-gudang di sana sudah penuh. Padahal kapasitas gudang terus ditingkatkan –semua milik swasta.

Tahun depan perlu antisipasi sekelas persiapan mengurus mudik Lebaran. All out. Misalnya melakukan koordinasi dengan gudang-gudang Bulog di Jawa Timur. Toh konsumsi jagung utama itu tetap saja di Jawa.

Lalu disiapkan kapal jauh-jauh hari. Pakai pelabuhan Dompu yang besar. Masih bisa pinjam pelabuhan Tambora yang lebih besar. Yang konon pelabuhan lama ini tidak lagi bertuan.

Maka doa pembaca Disway akan dikabulkan: ya Tuhan mohon harga Rp 4.100 itu jangan turun lagi. Masih sekitar 2 juta ton yang harus dipanen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News