Bubur Jagung

Oleh: Dahlan Iskan

Bubur Jagung
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Pun Sang Gubernur sudah punya pembeli di luar negeri: Filipina. Tinggal menunggu izin dari Kementerian Pertanian –yang ternyata ditolak itu.

Salah satu tugas Kementerian Pertanian memang menolak dan mengizinkan. Bukan mencarikan gudang.

Sebenarnya petani kita itu hebat sekali. Dengan gambaran itu maka sebenarnya petani jagung itu sokoguru stabilitas nasional. Sedang eksportir minyak goreng adalah sokoguru devisa - -dan sokoguru terbentuknya barisan konglomerat di Indonesia.

Petani jagung, dengan demikian, adalah pahlawan stabilitas jagung nasional. Memang, sebagian orang bisa bangga dengan gelar itu. Sebagian lagi, di sektor lain, hanya bangga kalau bisa memperoleh banyak laba.

Jagung Dompu itu hampir 100 persen dikirim ke Jawa. Maka gudang jagungnya sebenarnya bisa di mana saja: di Sumbawa maupun di Jawa.

Apalagi jagung Dompu itu tergolong mudah ditangani. Tingkat kekeringannya bagus. Udara tidak lembab. Dijemur tiga hari sudah bisa mencapai moisture 15 persen.

Tahun ini Indonesia nyaris swasembada jagung. Produksi nasional sudah di atas konsumsi 14 juta ton/tahun. Persoalannya tinggal mengatur stock musiman –dan itu bukan hanya ''tinggal''. Itu pekerjaan besar. Yang sebenarnya sudah lebih ringan dengan majunya teknologi informasi.

Ibarat lomba, swasembada jagung sudah di dekat garis finish. Tinggal menjaga hati petani: agar harga panennya bisa dipercaya.

Maka doa pembaca Disway akan dikabulkan: ya Tuhan mohon harga Rp 4.100 itu jangan turun lagi. Masih sekitar 2 juta ton yang harus dipanen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News