Budaya Indonesia Mulai Terlupakan, Hasto: Kenapa K-Pop Sangat Digemari?

Budaya Indonesia Mulai Terlupakan, Hasto: Kenapa K-Pop Sangat Digemari?
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Foto: dok PDIP

"Pada tahun 1955 setelah kita mendapatkan kedaulatan secara penuh, bagaimana Bung Karno sebagai pemimpin bangsa-bangsa Asia dan Afrika, bagaimana kita mampu menyelenggarakan suatu konferensi yang menggelorakan semangat kepemimpinan Indonesia padahal kita baru enam tahun mendapatkan kedaulatan secara penuh setelah kita berjuang bersama mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, kepemimpinan Indonesia inilah yang seharusnya, membangun spirit seluruh mahasiswa," sambungnya.

"Mari membuka wawasan kita terhadap sejarah, terhadap pentingnya pemimpin negarawan yang mana mahasiswa sudah saatnya menggembleng diri agar menjadi manusia Indonesia yang sempurna yang sadar terhadap sejarahnya dan juga sadar tanggung jawabnya bagi masa depan kita," tambah Hasto.

Dia pun meminta agar semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dipahami dan bisa konsisten diterapkan di lingkungan kampus.

"Bahwa dunia kampus harus mengedepankan ciri-ciri persatuan Indonesia ini, sehingga kita tidak membedakan setiap mahasiswa dari suku agama status sosial jenis kelamin. Semuanya sama sebagai warga negara Indonesia yang bertanah air satu," ujar Hasto.

Pada bagian lain, Hasto pun menyinggung soal politik yang membangun peradaban. Yakni politik yang menggelorakan seluruh sejarah peradaban bangsa, berakar kuat pada sejarah peradaban nusantara dan Indonesia untuk membangun masa depan Indonesia yang berdaulat berdikari dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Rektor Universitas Negeri Semarang Prof Fathur Rokhman dalam sambutannya menyebut kuliah umum yang disampaikan Sekjen PDIP ini bermakna bagi mahasiswa Unnes. (flo/jpnn)

Hasto Kristiyanto menyinggung soal Indonesia yang kaya budaya tetapi terkesan kalah dengan tren budaya Korea atau Amerika.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News