Budaya Minang Gerbang Sastra Indonesia

Budaya Minang Gerbang Sastra Indonesia
Budaya Minang Gerbang Sastra Indonesia
"Kiranya hubungan paling dekat di antara dua wilayah NKRI yang pernah menanggung stigma "pemberontak" ini adalah makam pahlawan besar Imam Bonjol terletak di Minahasa," tegasnya. Tadi, lanjutnya, kita sudah membaca nama-nama pesastra yang marhum. Kelak kita harus menyebut nama-nama lain yang kini tengah berkibar seperti, Jose Rizal Manua, Gus TF Sakai, ES Ito.

Dia juga mencatat Imam Bonjol dan Muhammad Hatta juga merupakan putra Minang tidak hanya dikenal sebagai pimpinan perang dan proklamator, tapi keduanya dipandang sebagai pelaku kebudayaan karena keduanya juga melahirkan puisi-puisi yang monumental.

"Ini menggambarkan pejuang-pejuang kebangsaan sangat peduli terhadap bahasa kebangsaannya. Sementara dalam perkembangan sekarang, kita melihat pemimpin-pemimpin bangsa yang semuanya berdiri diatas partai-partai politik malah mengabaikan bahasa kebangsaannya dan jor-joran menjadi bangsa terjajah dengan bahasa centang-perenang 'linggis seterika' (Inggris-Amerika")," ujar Remy Sylado.

Agak aneh di kuping, bahwa gagasan membangkitkan semangat membaca sastra, justru diselenggarakan secara tetap oleh sebuah lembaga Khatulistiwa Literary Award, sebab penghargaan sastra bahasa Indonesia dirujuk dengan bahasa Inggris. Mengapa bukan "Hadiah Sastra Khatulistiwa"?, tanya Remy.

JAKARTA - Sastrawan Remy Sylado menegaskan bahwa bahasa dan sastra Indonesia berutang pada orang Minang yang dimulai dari awal terbentuknya semangat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News