Budaya Tandingan Ida Dayak

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Budaya Tandingan Ida Dayak
Pengumumpan pembatalan pengobatan alternatif Ida Dayak, di Kostrad Cilodong, Kota Depok. Foto : Lutviatul Fauziah/JPNN

Makin hari banyak orang yang datang. Polisi Belanda kemudian menutup sumur itu dan melarang orang untuk datang.

Fenomena sumur ajaib itu menjadi bukti kuatnya pengaruh mitos dalam masyarakat Jawa.

Namun, di balik fenomena itu terdapat fenomena budaya tandingan dan counter hegemony. Masyarakat ingin melawan hegemoni penjajah dengan menunjukkan fenomena sumur ajaib yang dianggap tidak rasional oleh pemerintah Belanda.

Budaya tandingan atau counter culture itu akan terus membesar kalau tidak dihilangkan dengan memakai kekuatan kekuasaan. Fenomena itu terulang lagi dalam kasus Ida Dayak.

Rakyat yang berjubel itu mewakili sebuah dunia yang hanya dimiliki oleh orang-orang kecil yang tidak banyak mempunyai harapan dalam sebuah masyarakat yang didominasi oleh kekuasaan modal, yang melahirkan rumah-rumah sakit yang mahal dan tidak terjangkau. (*)

Pihak keamanan membubarkan praktik pengobatan Ida Dayak, karena tidak mungkin bisa melayani sebegitu banyak orang.


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News