Bukan Dokter atau Insinyur Seperti Harapan Keluarga, Tiga Warga Keturunan Asia Ini Memilih Jalan Berbeda

Jujur pada diri sendiri
Banyak orang Australia berlatar belakang Asia melaporkan mengalami hambatan budaya dan sosial saat memilih karir di industri seni.
Direktur Diversity Arts Australia, Lena Nahlous, mengatakan praktik seni dan budaya Australia berakar kuat pada model Eropa-Amerika, yang mengecualikan banyak migran.
Lena mengatakan mereka sering tidak dapat mengakses pendanaan, tidak diakui atas pekerjaan yang mereka hasilkan dan memiliki akses terbatas ke peluang dan pekerjaan.
Banyak juga yang kurang terwakili dan "secara historis dikecualikan dan dipinggirkan" di tempat kerja ini, katanya.
Penelitian dari Diversity Arts Australia mengungkapkan hanya 9 persen dari 1.980 pemimpin lembaga kesenian adalah warga Australia dengan latar belakang budaya dan bahasa yang beragam (CALD), meskipun Komisi Hak Asasi Manusia Australia menemukan 39 persen populasi Australia memiliki latar belakang CALD.
"Orang dengan beragam budaya telah berjuang untuk menemukan pekerjaan di sektor ini, dengan representasi orang dari latar belakang Anglo-Celtic yang berlebihan di bidang seni, layar lebar, dan kreatif," kata Lena .
Kurangnya keterwakilan CALD Australia dalam peran kreatif telah membuat banyak seniman Asia-Australia yang bercita-cita tinggi enggan mengejar karir di industri ini.
Tapi artis Asia-Australia seperti musisi Grant Perez mengatakan sudah waktunya untuk berubah.
Orang Australia keturunan Asia biasanya diharapkan oleh orangtua mereka untuk menjadi dokter, insinyur, pengacara dan semacamnya
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025