Bukan Hanya Terancam Corona, Indonesia Juga Waspada Demam Berdarah

"Kasus paling tinggi sebenarnya ada di Lampung, dan yang kedua adalah Nusa Tenggara Timur yang terkonsentrasi di satu kabupaten," kata Direktur Penyakit Menular, Vektor dan Zoonotik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, di Jakarta, kemarin (11/03).
Provinsi di posisi ketiga dengan kasus DBD terbanyak adalah Jawa Timur dengan 1.761 kasus, diikuti dengan Jawa Barat dengan 1.420 kasus, dan Jambi di posisi kelima dengan 703 kasus.
Meningkatkan upaya pencegahan
Untuk mengatasi lonjakan kasus demam berdarah di Indonesia, Kementerian Kesehatan meminta masyarakat untuk meningkatkan upaya tindakan pencegahan.
Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, upaya yang bisa dilakukan antara lain pemberantasan sarang nyamuk, baik di rumah, sekolah, tempat umum, maupun rumah ibadah.
Nadia mengatakan, pemerintah juga memastikan ada logistik yang cukup untuk tes DBD di berbagai daerah di Indonesia, serta persediaan abate, insektisida, dan larvasida.
Selain mendorong langkah preventif, Nadia juga mengatakan pemerintah sudah melakukan langkah antisipatif peningkatan kasus DBD di Indonesia.
"Menyiagakan rumah sakit untuk antisipasi peningkatan kasus DBD dan memastikan cairan dan alat infus tersedia," ia menambahkan.
Kunjungan Menteri Kesehatan ke Sikka

Saat perhatian dunia, termasuk Indonesia tercurah pada mewabahnya virus corona, sejak awal 2020 demam berdarah (DBD) juga sedang mewabah dengan merengut 104 jiwa
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Amnesty International: Praktik Otoriter dan Pelanggaran HAM Menguat di Indonesia
- Menteri Karding Siapkan Strategi soal Lonjakan Pekerja Migran Ilegal ke Myanmar-Kamboja
- Rayakan 70th KAA, Usman Hamid And The Blackstones Bawakan Album Baru Kritik Sosial
- Merespons Kebijakan Dagang Trump, Syahganda Nainggolan: Sikap Independen Indonesia Sudah Tepat