Bukan Hanya Terancam Corona, Indonesia Juga Waspada Demam Berdarah

Bukan Hanya Terancam Corona, Indonesia Juga Waspada Demam Berdarah
Seorang suster sedang memperbaiki infus di tangan, seorang balita yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (10/03/20). Foto: ANTARA/Kornelis Kaha

Petrus membandingkan, jika pada tahun 2016 jumlah kasus KLB DBD yang terjadi di Sikka itu mencapai 620 kasus dengan korban meninggal dunia 13 orang, pada tahun 2020 yang terhitung sejak Januari sampai Rabu (11/03) tercatat 1.216 kasus DBD dengan 14 orang meninggal dunia.

Pemerintah daerah Kabupaten Sikka pertama kali menetapkan status KLB pada Januari 2020 lalu.

Menurut Petrus, penyebab utama peningkatan kasus DBD di Sikka adalah masalah drainase dan kondisi lingkungan yang kurang bersih.

"[Ini] terkait dengan perilaku masyarakat yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan atau juga kebersihan rumah yang tidak selalu dimaksimalkan," ujarnya.

Kasus Terbanyak di Provinsi Lampung

Di saat angka kematian tertinggi akibat kasus DBD terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, jumlah kasus terbanyak kasus DBD justru ditemukan di Provinsi Lampung.

Menurut catatan Kemenkes, sudah ada 3.423 kasus yang terjadi di enam kabupaten di Lampung.

Bukan Hanya Terancam Corona, Indonesia Juga Waspada Demam Berdarah Photo: Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi menyebut faktor geografis Sikka menjadi pemicu jumlah kasus DBD yang melonjak. (Supplied: ANTARA)

 

Sementara NTT adalah provinsi kedua tertinggi kasus DBD setelah Lampung dengan total 2.711 kasus.

Saat perhatian dunia, termasuk Indonesia tercurah pada mewabahnya virus corona, sejak awal 2020 demam berdarah (DBD) juga sedang mewabah dengan merengut 104 jiwa

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News