Bukan Isu SARA di Pilpres 2019 tapi Manipulasi Data
Yunarto memastikan bahwa info grafis itu hoaks dan dia berencana untuk memproses hukum pembuatan serta penyebar gambar itu.
“Dan tidak masuk akal karena (pasangan) itu baru diumumkan dua hari lalu. Sementara survei itu paling tidak dua pekan,” ungkap Yunarto.
Staf Ahli Menkominfo Prof Henri Subiakto menuturkan pihaknya telah bekerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu, polisi, dan penyedia platform media sosial. Penilaian pelanggaran terhadap undang-undang pemilu diserahkan kepada Bawaslu. Sedangkan Kemenkominfo berperan menjadi eksekutor.
”Sudah dibuat regulasi penyedia platform juga bertanggung jawab terhadap ujaran kebencian dan penggunaan isu SARA di media sosial,” kata Henri.
Dia memperingatkan agar pemilik akun media sosial lebih bijak dalam membagikan kabar. Tidak mudah terprovokasi dan menyebarkan informasi yang belum jelas kebenaranya.
BACA JUGA: Tim Jokowi Tugaskan Farhat Abbas Ladeni Fadli Zon
”Jangan melakukan serangan-serangan dengan menggunakan ujaran kebencian dan SARA akan kena UU ITE. Jangan tuduh sana-sini,” tegas dia. (jun)
Isu SARA diprediksi tidak laku di Pilpres 2019, namun beralih modus manipulasi data yang disebarkan lewat medsos.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Cara Jitu Satreskrim Polresta Pekanbaru Tangkal Isu Hoaks Menjelang Pemilu 2024, Lihat
- Prabowo Pernah Ucapkan 'Ndasmu' untuk Klaim Presiden Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi
- Debat Perdana Capres, Anies Didukung Ayah Korban Tewas Kerusuhan Pilpres 2019
- Hoaks SARA Terkait PSN di Rempang Tak Boleh Dibiarkan, Dampaknya Mengerikan
- Saiful Mujani Ingatkan Jangan Sampai Terulang Perbuatan Merusak Demokrasi
- Banyak Keunggulan, Erick Thohir Bisa Diterima Semua Elemen Masyarakat