Bukan Masanya Lagi Guru Menghukum Siswa dengan Cubitan & Push Up

Bukan Masanya Lagi Guru Menghukum Siswa dengan Cubitan & Push Up
Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal saat memberikan materi workshop kepada para kepala SMK pusat keunggulan. Foto dokumentasi GSM

Peserta lainnya, Sunnaidi Solikhin selaku kepala SMKS Yapentob Toboali Bangka Belitung menyatakan pelatihan itu menyadarkannya tentang arti guru yang sebenarnya.

Setelah 46 tahun berkecimpung menjadi guru dan kepala SD, SMA/SMK, Sunnaidi tersadar bahwa hukuman yang menggunakan kekerasan seperti mencubit, push up dan sebagainya justru meninggalkan kesan jelek pada diri anak terhadap pendidikan serta sekolah.

“Semestinya kita (guru, red) memanusiakan manusia dan menganggap anak itu manusia. Sekolah itu taman, jadi, kita harus tahu bagaimana menyenangkan anak.” ujar Sunnaidi.

Dia menilai bila guru bertindak seperti raja (the king is never wrong) yang memberikan sanksi kepada siswa dengan tidak memanusiakan manusia, itu salah besar.

Baca Juga: Ekspresi Jenderal Andika dan Istri Menanti Kedatangan Anggota DPR

Nah, pelatihan GSM menyadarkannya sebagai guru senior tentang bagaimana seharusnya menjadi pendidik yang memanusiakan anak dan menuntun kodrat.

"GSM bukanlah program pemerintah yang bersifat kaku pada aturan yang harus dilaksanakan dan dipatuhi," tandas Sunnaidi. (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

Gerakan sekolah menyenangkan (GSM) mengajarkan para guru untuk tidak lagi menghukum siswa dengan cubitan dan push up.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News