Bully Motivasi
Oleh Dahlan Iskan
Saya sela saya lagi dalam bahasa Mandarin. Saya tahu dia bisa berbahasa Mandarin.
Dia tetap diam.
Saya biarkan saja dia diam. Sampai emosinyi mereda.
Namun saya tetap ingin tahu: kata-kata bully seperti apa yang bisa membuat seorang remaja begitu merana. Setidaknya saya akan belajar untuk diri saya sendiri. Terutama dalam menghadapi cucu-cucu yang sudah berangkat remaja.
Akhirnya Christi berucap. Lirih. Hampir tidak terdengar. Terutama di telinga orang yang hampir 70 tahun seperti saya.
Jawaban Christy akhirnya jelas diucapkan. Justru saya yang kini merasa kurang jelas: benarkah jenis kata-kata seperti itu saja sudah bisa merusak jiwa seorang remaja?
"Apakah Anda tidak pernah dimarahi orang tua?" tanya saya.
"Pernah dong. Kan biasa anak dimarahi orang tua," jawabnyi.