Bunda PAUD: Ortu Jangan Wajibkan Anak Bisa Calistung
Cerita unik lain Dijah, yakni saat harus bolak-balik Bontang-Samarinda selepas bekerja menjadi guru untuk kuliah setiap akhir pekan.
Rerata, beberapa guru PAUD Terpadu Al Kautsar selain menjadi guru, juga menyambi berkuliah di Sabtu-Minggu.
Dijah dan beberapa rekannya pun sering berkendara ke Samarinda pada Jumat siang usai mengajar, dan kembali ke Bontang pada Minggunya.
“Itu semua demi meningkatkan keilmuan saat mendidik anak-anak di sekolah,” ujarnya.
Dijah pun masih punya mimpi untuk mengembangkan PAUD Terpadu Al Kautsar menjadi lebih baik.
Mimpi tersebut bukan tanpa alasan. Bontang, menurutnya kerap kali diperhitungkan dalam berbagai lomba terutama di level provinsi.
Namun secara spesifik, Dijah ingin membentuk PAUD Terpadu Al Kautsar menjadi sekolah yang berdasarkan minat dan bakat.
“Ini supaya tidak ada salah kaprah dari orangtua kalau kewajiban anak-anak harus bisa membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Harus ada guru yang bisa mengenal bakat anak sejak dini, ada alat dan bahan sesuai minat bakat anak-anak, sehingga bisa menemukan bakat anak sejak dini dan sekolah juga menjadi fasilitatornya,” pungkasnya. (***)
Sitti Khadijah kini menjabat sebagai kepala sekolah (Kepsek) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Lestari Moerdijat: Peningkatan Kualitas Lingkungan Belajar PAUD Harus jadi Kepedulian Bersama
- 90 Persen Pemda Sudah Memanfaatkan Rapor Pendidikan, Para Kadis & Kepsek Bersuara
- Kemendikbudristek Luncurkan Rapor Pendidikan untuk PAUD, Orang Tua Diminta Terlibat
- Kemendikbudristek Menggencarkan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan
- Putri Anies Baswedan Setuju PAUD Dijadikan Pendidikan Formal
- Kabar Baik dari Ganjar untuk Seluruh Guru PAUD di Indonesia, Hamdalah