Bung Komar Beber Arti Penting Segitiga Maluku, Papua dan NTT

Bung Komar Beber Arti Penting Segitiga Maluku, Papua dan NTT
Ketua Bidang Kehormatan PDI Perjuangan Komarudin Watubun saat berada di Labuan Bajo. Foto: Charlie Lopulua/Indopos/JPNN

Awalnya, Portugal merintis pembangunan benteng dan pelabuhan maritim dari Azores (Atlantik) pada 1427 hingga benteng Serao (Maluku) pada 1527 dan Nagasaki (Jepang) pertengahan abad 16 M.

Ke-40 benteng dan pelabuhan yang dibangun oleh Portugal saat itu menjadi cikal-bakal peradaban maritim berbasis rempah hingga awal abad 21.

“Kalau dokumen ini tidak dibukukan, maka hilanglah sejarah kebesaran kita”, ujar pria 50 tahun itu.

Dia menjelaskan, buku yang ditulisnya dengan bantuan beberapa rekan, termasuk putra NTT Yosef Berty Fernandez, tidak hanya berbicara tentang masa lalu.

Menurut dia, buku itu juga bisa memberikan bekal dalam mempersiapkan masa depan.

Pria yang karib disapa Bung Komar itu menjelaskan, ada tiga poin dalam melihat pergeseran masa depan.

Pertama,  pergeseran pusat gravitasi ekonomi sejak 1980-an dari Atlantik ke Asia Pasifik dengan perkiraan zona antara India-Tiongkok pada 2045.

Tiongkok merespons tren ini dengan strategi Jalur Sutera sejak 2013.

Ketua Bidang Kehormatan PDI Perjuangan Komarudin Watubun mengatakan, ada dokumen yang merupakan riset sejak ratusan tahun lalu mengenai Maluku.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News