Bunga ORI 5 Lebih Tinggi

Bunga ORI 5 Lebih Tinggi
Bunga ORI 5 Lebih Tinggi
JAKARTA - Pemerintah kembali menerbitkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) September mendatang. Itu merupakan penerbitan kedua tahun ini, atau kelima sejak penerbitan perdana 2006 lalu.

Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat Waluyanto mengatakan, untuk menjaring minat investor, pemerintah akan berupaya menerbitkan ORI dengan kupon yang menarik sesuai dengan kondisi pasar. Pemerintah akan menerbitkan ORI dengan tenor lima tahun. ”Berarti jangka panjang. Nah, nanti kita lihat patokannya, yaitu kurva yield dari obligasi non ritel,” kata Rahmat di kantornya akhir pekan lalu.

Kupon ORI seri 5 hampir dipastikan akan lebih tinggi dari seri sebelumnya yang diterbitkan Maret lalu. ORI seri 4 berjangka waktu empat tahun dengan kupon 9,50 persen. Saat itu, BI rate berada pada posisi 8 persen. BI rate kini berada di level 8,50 persen dan masih berpotensi meningkat hingga akhir tahun. Jatuh tempo ORI seri 5 juga setahun lebih lama dibanding seri 4, sehingga kupon atau bunganya juga berpotensi makin tinggi.

   Rahmat mengatakan permintaan ORI sangat sensitif terhadap kupon. Karena dengan kupon atau bunga yang tinggi, akan menarik banyak investor. Untuk itu, pemerintah akan menerbitkan ORI dengan bunga di atas deposito, terutama bank-bank BUMN.

   Rahmat mengharapkan, pemerintah bisa meraup dari penerbitan ORI seri 5 hingga Rp 13 triliun. ” Saya harapkan bisa mengulang sukses (Maret lalu) yang mendapat Rp 13 triliun. Tapi kita enggak tahu apakah bisa karena situasi sudah beda,” kata Rahmat.

    Namun pemerintah secara resmi tidak akan mengumumkan target indikatif. Karena penerbitan ORI akan bergantung target internal agen penjual yang bisa diserap dan didistribusikan. ”Kita akan meminta angka dari mereka. Itu akan jadi target indikatif internal kita,” jelasnya.

    Ia menambahkan, penerbitan ORI ini untuk memenuhi target pembiayaan SBN (surat berharga negara) gross sebesar Rp 158 triliun. Saat ini, realiasi pembiayaan telah mencapai 64 persen. Penerbitan ORI, sukuk, dan Surat Perbendaharaan Negara kurang dari 40 persen untuk tahun ini.

    ”Kita akan lakukan diversifikasi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, dengan menerbitkan sukuk, baik luar negeri maupun dalam negeri. Kemudian kita juga menerbitkan secara reguler, SPN, fixed rate, dan instrumen jangka panjang juga akan diterbitkan,” tutur Rahmat. (sof/fan)
Berita Selanjutnya:
Awal Juli, Harga Elpiji Naik

JAKARTA - Pemerintah kembali menerbitkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) September mendatang. Itu merupakan penerbitan kedua tahun ini, atau kelima


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News