Bunuh Diva, Konglomerat Mesir Dihukum Gantung

Bunuh Diva, Konglomerat Mesir Dihukum Gantung
TERAKHIR- Jenazah mendiang Diva Pop Lebanon,Suzanne Tamim saat akan di makamkan beberapa waktu lalu. Foto: Net
Media Mesir menyatakan bahwa sebelum pembunuhan terjadi, Mustafa memergoki Suzanne berselingkuh dengan petinju Iraq Riyad al-Azzawi. Suzanne dan Azzawi bertemu kali pertama di London. Hubungan mereka berlanjut dan bahkan Suzanne pun dikabarkan menikah dengan atlet nasional tersebut. Mustafa yang dibakar api cemburu lantas menyuruh Sukkari menghabisi nyawa Suzanne.

    

Demi pembunuhan itu, Sukkari terbang ke Dubai. Dia lantas memata-matai Suzanne dan mengikutinya sampai ke apartemen pemberian Mustafa. Setelah itu, Sukkari dilaporkan membeli pisau. Selanjutnya, dia memasuki apartemen sang diva dengan menyamar sebagai petugas di kompleks hunian bertingkat tersebut. Saat Suzanne membukakan pintu, Sukkari langsung menyerang dan menggorok lehernya hingga tewas.

   

Seminggu kemudian, Sukkari ditangkap di Mesir. Sebab, aksi kejinya terekam dalam CCTV dan sidik jarinya tertinggal di lokasi kejadian. Tapi, Mustafa baru ditangkap pada September. Dewan Syura Mesir (majelis tinggi) lantas mencabut kekebalan Mustafaatas hukum. Di Mesir, orang-orang berpengaruh, mulai dari pebisnis hingga politikus mendapatkan kekebalan hukum. Sehingga, mereka bisa seenaknya melakukan pelanggaran.

    

Kini, vonis mati tersebut sedang diajukan ke ulama tertinggi Mesir untuk dimintakan konfirmasi. Di Mesir, tidak ada eksekusi yang bisa dilaksanakan tanpa restu ulama tertinggi. "Kami percaya penuh pada sistem hukum di Mesir dan optimistis menantikan putusan akhir," ujar Abdel Sattar Tamim, ayah mendiang Suzanne, dalam wawancara dengan Agence France-Presse di Beirut, Lebanon, Kamis (21/5).

   

KAIRO - Setelah sekitar setahun diproses hukum, kasus pembunuhan diva pop Lebanon Suzanne Tamim berakhir juga. Kamis (21/5), pengadilan Kairo menjatuhkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News