Bursa Saham Rawan Terkoreksi

Bursa Saham Rawan Terkoreksi
Bursa Saham Rawan Terkoreksi
JAKARTA - Aksi profit taking memaksa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menepi. Buruknya bursa regional menyusul data manufaktur Amerika Serikat (AS) yang tak sesuai ekspektasi menjadi pemicunya. Selain memang indeks masuk fase jenuh beli. "Sentimen market regional begitu kuat memengaruhi sehingga arah indeks tak jelas," ungkap Purwoko Sartono, Research Analyst Panin Sekuritas ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (2/8).

Secara teknis, sebut Purwoko, indeks memang masih berada dalam area pola uptrend. Itu kemudian disusul dengan finisnya euforia data inflasi dan data laporan keuangan emiten semester pertama 2011. Ini yang membuat indeks relatif sepi dari sentimen. "Tetapi, ini tidak berarti menjadi berita buruk bagi pelaku pasar," imbuh Purwoko.

Sepanjang perdagangan hari ini indeks akan mencoba mengembara dikisaran support 4137 dan resistence 4195. Indeks akan bergerak cenderung fluktuatif menyusul sepinya sentimen dari internal. "Kami prediksi indeks akan bergerak melemah," tukas Jeff Tan, analis Sinarmas Sekuritas, ketika dihubungi terpisah. Jeff Tan menyebut indeks secara teknikal akan bergerak diantara 4157 untuk support dan 4210 untuk resistence. Sejumlah saham ungguilan laik dikoleksi antara lain Indosat (ISAT), SDRA, BFIN dan INTP.

Sementara menyudahi perdagangan Selasa (2/8), indeks terkoreksi 15,595 poin (0,37 persen) ke level 4.177,846. Sementara Indeks LQ45 turun 1,866 poin (0,25 persen) ke posisi 740,636. Aksi ambil untung dilakukan oleh banyak investor lokal. Pemodal asing justru melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 687,995 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 156.613 kali pada volume 8,491 miliar lembar saham senilai Rp 6,568 triliun. Sebanyak 104 saham naik, 170 saham turun, dan 78 saham stagnan.

JAKARTA - Aksi profit taking memaksa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menepi. Buruknya bursa regional menyusul data manufaktur Amerika Serikat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News