Bursa Warung

Oleh: Dahlan Iskan

Bursa Warung
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Dari situ Aad merintis pembuatan aplikasi. Itu untuk memudahkan toko dan warung jualan dan kulakan. Terutama agar toko dan warung bisa dapat barang lebih murah: langsung ke grosir.

Baca Juga:

Kesulitannya: warung dan toko tidak mau membayar di depan. Mereka khawatir barang yang dibeli tidak datang. Kalau datang pun jangan-jangan tidak sesuai.

Sebaliknya pemasok tidak mau kirim barang di depan. Takut tidak dibayar.

Ada hambatan lain: toko/warung tidak mau jualan dibayar lewat aplikasi.

Toko dan warung ingin hari itu juga harus terima uang. Pembelian lewat aplikasi uangnya baru masuk paling cepat keesokan harinya.

Aad berani membayarkan ke toko/warung di hari yang sama. Itulah yang membuat warung dan toko mau jualan pakai barcode.

"Saya pernah habis Rp 1,5 miliar sehari," ujar Aad.

Akan tetapi, aplikasi MPStore-nya laris. Aad lantas menjalin hubungan dengan bank swasta. Dia minta kredit yang akan dibayar satu hari.

Orang Madura sukses jadi pengusaha bukan baru Abdul Muidz. Tetapi yang lewat UMKM masuk bursa Aad-lah idola orang Madura. Aplikasi MPStrore.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News