Buruh Mogok, Pelabuhan Bagendang Lumpuh

Buruh Mogok, Pelabuhan Bagendang Lumpuh
Buruh Mogok, Pelabuhan Bagendang Lumpuh
Hal senada juga diungkapkan oleh Wawi (41), aksi mogok yang dilakukan adalah untuk meminta kenaikan gaji. Selama ini gaji yang diberikan pada buruh kurang mencukupi. "Setidaknya untuk satu boks barang upahnya minimal RP 130 ribu. Sehingga hasil yang didapat para buruh juga lumayan," ujarnya.

Kapolsek Sungai Sampit, AKP Bambang Suwiji membenarkan bahwa kemarin pagi ada unjuk rasa para buruh Pelabuhan Bagendang. Menurutnya, aksi unjuk rasa tersebut berjalan damai tanpa terjadi aksi anarkis (pengrusakan).

Para buruh yang tergabung dalam Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) khusus Pelabuhan Bagendang ini menggelar aksi damai sejak pukul 08.30 WIB hingga 09.00 WIB. Setelah itu diadakan rapat antara Koperasi TKBM Bagendang yang dikoordinasi oleh Kiblatullah dengan pihak Pelindo yang diwakili salah seorang pejabatnya yaitu Putu. "Para buruh hanya menggelar mogok kerja. Tapi setelah rapat sekitar pukul 11.15 WIB mereka kembali langsung bekerja," kata Kapolsek Sei Sampit, via sambungan telepon.

Menurut Kapolsek, dalam aksi tersebut para buruh menuntut kenaikan gaji, permintaan pemilahan barang bongkar muat seperti barang-barang yang tergolong berbahaya serta minta konvensasi lain apabila pemilik barang maupun agen ekspedisi yang tidak bongkar di Pelabuhan Bagendang.

Sementara  pihak Pelindo melaui I Putu Sukadana mengatakan bahwa, semua permintaan tuntutan dari para buruh akan ditindaklanjuti Pelindo dan segera dirapatkan ulang. Sementara terkait kompensasi bagi pemilik barang atau ekspedisi yang tidak bongkar di pelabuhan, dilakukan koordinasi kemudian.

SAMPIT- Aksi mogok kerja di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), ternyata tidak hanya dilakukan oleh petugas kebersihan, tetapi juga buruh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News