Butuh Kepemimpinan Kuat Urai Rantai Korupsi

Yang Dilakukan Trio Macan Birokrat-Politisi-Pengusaha

Butuh Kepemimpinan Kuat Urai Rantai Korupsi
Butuh Kepemimpinan Kuat Urai Rantai Korupsi
JAKARTA - Korupsi politik di Indonesia dianggap makin menjadi-jadi, belakangan ini. Selain pembenahan sistem pendanaan partai politik, Kepala Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch Ade Irawan menganggap, kepemimpinan yang kuat juga bisa memutus mata rantai korupsi.

Menurut dia, korupsi dewasa ini merajalela karena tiga aktor utama korupsi terus bersinergi dengan baik. Tiga aktor tersebut adalah birokrasi, politisi, dan pengusaha. Ketiganya bergabung mengorupsi dana-dana publik dan politik. "Mereka itu ibarat trio macan yang geraknya baru bisa dibatasi bahkan ditumpas kalau ada kepemimpinan yang kuat," ujar Ade Irawan, dalam acara diskusi yang diselenggarakan Fisip UI, di Warung Daun, Jakarta, kemarin (4/6).

Dia lantas mencontohkan, langkah maju yang telah dilakukan pemerintahan Tiongkok. Diantaranya, saat PM Tiongkok Zhu Rongji menyampaikan ancaman kepada para koruptor ketika pelantikan dirinya pada 1998. "Berikan pada saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor, dan satu untuk saya sendiri kalau saya melakukan hal yang sama," tiru Ade, terhadap pernyataan Zhu Rongji, waktu itu.

Ketegasan kepala pemerintahan seperti itu, menurut dia, sangat diperlukan untuk konteks Indonesia saat ini. "Tapi, bagaimana ya? Kalau di sini, SBY pidato minta disediakan peti mati, maka belum ada koruptor yang masuk peti mati, proyek pengadaan peti matinya sudah dikorupsi duluan," sindirnya.

JAKARTA - Korupsi politik di Indonesia dianggap makin menjadi-jadi, belakangan ini. Selain pembenahan sistem pendanaan partai politik, Kepala Divisi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News