Buya Syafii: Mendewakan yang Mengaku Keturunan Nabi adalah Perbudakan Spiritual

Buya Syafii: Mendewakan yang Mengaku Keturunan Nabi adalah Perbudakan Spiritual
Buya Syafii Maarif di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/5). Foto: M Fathra NI/JPNN.com

Sebab, terlalu mengagung-agungkan sang habib, kata Buya Syafii, tak ubahnya suatu perbudakan spiritual yang tentu disebabkan oleh fanatisme berlebihan.

Sebelumnya, Ketua PCNU Kota Pasuruan, KH Mohammad Nailur Rochman mengingatkan:, ajaran dalam Islam tidak membenarkan bahwa dengan modal "kemuliaan" kemudian boleh merendahkan siapa saja, boleh melakukan apa saja, boleh mengatakan apa saja, termasuk menebar "kalam fahisy" yang berupa olokan-olokan penghinaan dan ujaran penuh caci maki dan kebencian.

"Nabi Muhammad SAW adalah manusia terbaik dan Nabi yang paling istimewa, itupun ada batasan jangan sampai menuhankan Nabi, karena bagaimanapun Nabi bukanlah Tuhan. Jika untuk mencintai manusia paling mulia saja tidak boleh melebihi batas ke"hamba"an, maka mencintai manusia biasa juga harus terukur sesuai ketentuan, tidak berlebih-lebihan," tutur Pengasuh Pesantren Bay al-Hikmah, Pasuruan. (ngopibareng/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

Buya Syafii mengingatkan agar masyarakat tak terjebak dalam sifat berlebih-lebihan terkait kalangan yang mengaku keturunan nabi.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News