Cadangan Dana Risiko Bengkak Rp 11,1 T

Takut Subsidi Listrik dan Lifting Meleset

Cadangan Dana Risiko Bengkak Rp 11,1 T
Cadangan Dana Risiko Bengkak Rp 11,1 T
JAKARTA - Pemerintah meningkatkan cadangan risiko fiskal dalam RAPBN 2012 menjadi Rp 15,8 triliun. Jumlah tersebut membengkak hingga 235,8 persen atau Rp 11,1 triliun dibanding APBN Perubahan 2011 sebesar Rp 4,7 triliun.

Menkeu Agus Martowardojo mengatakan, peningkatan anggaran cadangan risiko fiskal dilakukan untuk mengantisipasi kondisi perekonomian tahun depan. "Jumlahnya saya rasa lebih besar, karena pada saat ini kita memang mempersiapkan sendiri kondisi yang lebih buruk," kata Agus usai peringatan Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8).

Dalam Nota Keuangan RAPBN 2012 disebutkan, kenaikan alokasi cadangan risiko fiskal disebabkan adanya alokasi cadangan risiko lifting dan risiko fiskal lainnya akibat perubahan parameter subsidi listrik. Cadangan risiko fiskal dialokasikan untuk menampung cadangan perubahan asumsi makro Rp 1,6 triliun. Juga, untuk stabilisasi harga pangan Rp 2,0 triliun, risiko lifting Rp 2,0 triliun, risiko kenaikan harga tanah (land capping) Rp 500 miliar, dan cadangan lainnya (listrik) Rp 9,8 triliun.

Agus mengatakan, meskipun cadangan risiko fiskal disiapkan, pemerintah tetap berusaha menerapkan pengelolaan subsidi yang baik. "Kita harapkan kalau energy mix itu bisa diperbaiki di PLN dan pengembangan energi terbarukan bisa membuat kita tidak perlu menggunakan cadangan risiko fiskal kita," katanya.

JAKARTA - Pemerintah meningkatkan cadangan risiko fiskal dalam RAPBN 2012 menjadi Rp 15,8 triliun. Jumlah tersebut membengkak hingga 235,8 persen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News