Cadangan Dana Risiko Bengkak Rp 11,1 T
Takut Subsidi Listrik dan Lifting Meleset
Kamis, 18 Agustus 2011 – 08:18 WIB
Apabila variabel asumsi makro berbeda dari asumsinya, akan menyebabkan risiko yang memengaruhi APBN. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) misalnya, akan memengaruhi APBN dari sisi pendapatan kontrak production sharing (KPS) minyak dan gas, pendapatan PPh Migas, serta subsidi BBM. Dalam APBN 2012, apabila rata-rata ICP lebih tinggi USD 1,0 barel dari asumsi, akan ada tambahan defisit hingga Rp 0,43 triliun hingga Rp 0,53 triliun.
Baca Juga:
Jika realisasi produksi minyak siap jual atau lifting minyak meleset 10.000 barel per hari, tambahan defisit diperkirakan pada kisaran Rp 1,71 triliun sampai Rp 2,08 triliun. Agus mengatakan, target lifting minyak tahun depan sedikit lebih tinggi dibanding APBNP 2011, yakni dari 945 ribu barel per hari menjadi 950 ribu barel per hari.
Ditambahkannya, mengatakan, target 950 ribu barel per hari tersebut memang cukup sulit dicapai oleh Badan Pengatur Hulu (BP) Migas. "Tapi itu sesuatu yang kita tantang untuk bisa dicapai," katanya.
Menurut dia, target lifting untuk tahun depan masih cukup realistis. "Kalau dengan gas bisa lebih tinggi," katanya. (fal/sof)
JAKARTA - Pemerintah meningkatkan cadangan risiko fiskal dalam RAPBN 2012 menjadi Rp 15,8 triliun. Jumlah tersebut membengkak hingga 235,8 persen
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Berburu Keping Oreo Pokemon Mew, Hadiahnya Traveling ke Jepang
- Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI
- Semester I 2024: Pertamina Hulu Energi Catatkan Kinerja Cemerlang
- RUPST 2024 BRI Insurance Laporkan Kinerja Positif
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun