Calon Menantu Itu Ngaku Pegawai Bank, Ternyata Kejam

Calon Menantu Itu Ngaku Pegawai Bank, Ternyata Kejam
DUKA KELUARGA. Ayah mendiang Sumirawati, Pa’i Matong, mengenakan batik merah ketika dijumpai di kediamannya, Kamis (29/12). Foto: DESKA IRNANSYAFARA/Rakyat Kalbar

Sambil menyeruput kopi, Pa’i yang bekerja sebagai penjual ikan di Pasar Teratai Jeruju itu menceritakan sosok Ari Saputra yang merupakan pembunuh putri bungsunya. “Dia sering main ke rumah saya,” kisahnya.

Sebelum maut menjemput Sumi, Selasa (27/12) sekitar pukul 15.00, Ari bertandang. Bahkan, sempat salat berjamaah bersama Pa’i di mushola.

“Awalnya dia ngobrol dengan Sumi. Sekitar jam lima sore, dia (Ari) pamit. Tapi sebelum Maghrib dia datang lagi dan sempat salat dengan saya di surau,” tutur Pa’i seraya menunjuk mushola.

Usai salat, ia berencana pergi ke RS Anton Sudjarwo untuk menjenguk keponakannya yang sedang dirawat. Ari pun sempat menawarkan jasa kepada pria paruh baya tersebut.

“Dia bilang, biar saya antar saja Pak. Karena saya ada mobil,” ucap Pa’i menirukan Ari.

Tawaran itu diterima. “Habis Salat Maghrib, saya pergi ke RS bersama Sumi dan Ari. Ketika saya di RS, dia (Ari) keluar berdua Sumi untuk mencari makan. Tidak lama jemput lagi. Saya pun langsung pulang ke rumah,” ujarnya.

Di dalam perjalanan pulang ke rumah dari RS Anton Sudjarwo, Pa’i yang sudah mengenal Ari sejak dua tahun silam itu sempat bertanya, mengapa lama tidak tampak.

“Dia jawab, saya di Ketapang, pak. Saya tanya lagi, kerja apa di sana. Dia jawab lagi, saya kerja di bank,” ceritanya.

JPNN.com - Perawakan pria berkulit hitam itu masih terlihat sedih. Bola matanya terlihat memerah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News