Cambirdge Analytica Nyatakan Diri Bangkrut

"Sebagai akibatnya, kami tidak bisa lagi berfungsi baik sebagai sebuah bisnis."
Menurut laporan harian Amerika Serikat The New York Times, Cambridge Analytica didirikan di tahun 2013, dengan fokus pemilihan presiden di Amerika Serikat, dengan dana $ 20 juta (sekitar Rp 40 miliar) dari donor besar Partai Republik Robert Mercer.
Nama Cambridge Analytica dipilih oleh Steve Bannon yang kemudian pernah bekerja sebagai penasehat Gedung Putih ketika Donald Trump menjadi presiden.
Mereka menyediakan data konsumen, iklan dan layanan data lainnya bagi klien perusahaan maupun untuk kegiatan politik.
Perusahaan itu sudah membantah melakukan hal yang tidak legal dan tim kampanye Trump juga mengatakan mereka tidak pernah menggunakan data dari Cambridge.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM