Cargill Ingin Memberi Perlindungan untuk Petani Kakao sekaligus Lingkungan

Cargill Ingin Memberi Perlindungan untuk Petani Kakao sekaligus Lingkungan
Ilustrasi petani kakao. Foto: Livinginperu/Pixabay

Pada periode 2018-2019, 151.190 metrik ton biji kakao berhasil dilacak.

Selain itu, CMS memungkinkan organisasi petani untuk mengelola pinjaman, mengumpulkan kacang, dan mengecek biaya tetap versus variabel. Juga, mulai periode 2018-2019, semua organisasi petani di Ghana dan Pantai Gading sudah dapat dilihat melalui peta Cargill Cocoa Promise Sourcing Partner

Network yang interaktif. Masing-masing organisasi petani ini mendapat manfaat dari program Cargill


Cocoa Promise.


• Implementasi Child Labor Monitoring and Remediation Systems (CLMRS) untuk menangani pekerja anak telah meningkat secara signifikan. Selain Pantai Gading, Cargill juga menyebarkan CLMRS di Ghana dan Kamerun, yang mencapai total 58.800 petani pada periode 2018-2019.

Sekaligus memperluas jangkauan dari 7% menjadi 29% dari jumlah total pertanian dalam rantai pasokan langsung.

Pada periode 2018-2019, Cargill juga melakukan penilaian kebutuhan yang dapat mengatasi keberadaan pekerja anak di komunitas penghasil kakao di Indonesia; selain itu pendekatan lokal untuk CLRMS mulai dilakukan pada 2020.


• GPS polygon berhasil memetakan 72% dari semua petani dalam rantai pasokan langsung, yang mewakili lebih dari 400.000 hektare lahan pertanian.

Cargill berupaya terus meningkatkan kehidupan petani dan komunitas penghasil kakao di lima negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News