Catatan Ketua MPR: Bonus Demografi Ketika Lanskap Dunia Kerja Berubah

Untuk generasi Z, misalnya, mereka harus memperoleh informasi yang lebih mendetil tentang kebutuhan pasar kerja pada era digitalisasi dan pemanfaatan AI, termasuk profesi baru dengan ragam kualifikasinya.
Tak kalah pentingnya adalah respons dunia pendidikan karena berkait langsung dengan urgensi literasi digital bagi masyarakat, serta upaya memberi ruang bagi orang muda membangun kompetensi mereka.
Tentunya dibutuhkan penyesuaian kurikulum pendidikan yang relevan untuk menyiapkan orang-orang muda agar kompenten beradaptasi dengan progres digitalisasi dan pemanfaatan AI.
Faktor lain yang tidak bisa dipisahkan adalah keharusan menyediakan infrastruktur teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam negeri yang benar-benar mumpuni.
Pasalnya, Indonesia sudah melakoni digitalisasi, percepatan pembangunan infrastruktur TIK yang mumpuni tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Pemerintah hendaknya lebih bersungguh-sungguh mewujudkan infrastruktur TIK yang handal.
Saat ini, dapat diasumsikan bahwa kapasitas dan kapabilitas Infrastruktur TIK Indonesia belum mumpuni, karena target pembangunannya masih jauh dari rampung.
Oleh pemerintah, pembangunan infrastruktur TIK ditargetkan rampung pada 2032.
Indonesia harus menanggapi perubahan lanskap dunia kerja itu dengan program-program yang adaptif dan berfokus pada kompetensi angkatan kerja
- Dukung MUI Tolak Vasektomi Syarat Terima Bansos, HNW Minta Dedi Mulyadi Akhiri Kegaduhan
- Stok Beras Melonjak, Waka MPR: Komitmen Presiden Prabowo Langsung Dibuktikan
- Memahami Gagasan Presiden Prabowo Tentang Mengurangi Ketergantungan dengan Negara Lain
- Hidayat Nur Wahid Serukan Konsistensi Perjuangkan Palestina Merdeka di Milad ke-23 PKS
- Beri Kuliah Program Doktor, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Keseimbangan Demokrasi dan Hukum
- Waka MPR: Upaya Pemberdayaan Perempuan Bagian Langkah Strategis