Celah Sempit

Oleh Dahlan Iskan

Celah Sempit
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Queen's Speech itu akan dilangsungkan 14 September. Berarti kian dekat lagi deadline 31 Oktober.

Dalam acara Queen's Speech itu ratu hanya membaca pidato. Isi pidato dibuat oleh pemerintah. Biasanya mengenai hal-hal penting yang akan dilakukan pemerintah setahun ke depan.

Kebetulan Johnson perdana menteri baru. Yang belum pernah menyampaikan program kerja secara resmi.

Itulah yang ia pakai untuk meyakinkan ratu. Juga untuk meyakinkan para politisi. Yang hari-hari ini menganggap Johnson telah merampok demokrasi. Bahkan ada yang bilang Johnson telah menimbulkan krisis konstitusi.

Waktu menjadi begitu sempit. Pilihannya kini tinggal dua: mengikuti syarat dari Eropa atau ikut syarat baru yang diajukan Johnson.

Tidak ada waktu lagi membahasnya bertele-tele. Apalagi di forum parlemen. Yang Johnson tinggal menang tiga kursi.

Tidak ada lagi pilihan 'minta waktu' agar deadline 31 Oktober bisa diundur. Deadline itu sudah hasil pengunduran dua kali. Sejak referendum Brexit tahun 2016 lalu. Tidak ada mundur yang ketiga kalinya.

Maka tiga minggu ke depan ini adalah waktu terpanas di Inggris. Jangan-jangan Skotlandia akhirnya minta merdeka pula.

Tiga minggu ke depan ini adalah waktu terpanas di Inggris. Sejarah yang akan mencatat siapa yang benar. Johnson atau Trump. Atau akal sehat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News