Cerita dari Kamp Pengungsi Korban ISIS: Kapan Kami Pulang dan Bersekolah?

Cerita dari Kamp Pengungsi Korban ISIS: Kapan Kami Pulang dan Bersekolah?
Pengungsi di Kamp Newroz. Foto: AFP-ARAnews

jpnn.com - ISIS sudah menjadi momok dimana-mana. Teror dan kekejaman yang dilakukan kelompok militan tersebut juga dirasakan minoritas suku Yezidi Kurdi di utara Irak. 

Banyak anak-anak Yezidi yang mengungsi dengan keluarganya, dari daerah Shingal (perbatasan Irak-Syria) berlindung di kamp pengungsi Newroz di pedesaan Derik (Malikiya) di provinsi Hasakah, timur laut Syria.

Anak-anak pengungsi Yezidi itu kini menderita masalah psikologis yang parah.

Sumber dari tim medis di kamp Newroz menyebutkan, pengungsi yang sebagian besar adalah anak-anak itu menderita kekurangan pelayanan kesehatan dasar.

"Anda dapat melihat penderitaan dan trauma perang di wajah anak-anak di kamp," salah satu administrator, kepada kantor berita independen di Syria, ARA News, Rabu (18/3).

Seorang psikiater di Newroz mengatakan, traumatik yang dialami oleh anak-anak Yezidi, diikuti kondisi fisik yang semakin hari kian buruk telah meninggalkan dampak psikologis yang serius.

"Ini yang akan memengaruhi kemajuan intelektual dan emosional mereka. Meskipun kamp disediakan dengan kegiatan seperti olah raga dan pendidikan di bawah pengawasan spesialis terlatih, kurangnya bantuan psikologis telah menyebabkan kekosongan dalam layanan yang tersedia," katanya.

Seorang guru di kamp, Mustafa Khatib juga tak mampu menyembunyikan rasa prihatinnya. 

ISIS sudah menjadi momok dimana-mana. Teror dan kekejaman yang dilakukan kelompok militan tersebut juga dirasakan minoritas suku Yezidi Kurdi di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News