Cerita Haru Aktivis Kemanusiaan Dibonceng Driver Ojol Penyandang Disabilitas

Cerita Haru Aktivis Kemanusiaan Dibonceng Driver Ojol Penyandang Disabilitas
Hening Parlan dan driver ojol penyandang disabilitas. Foto: Facebook/Hening Parlan

jpnn.com, JAKARTA - Aktivis kemanusiaan, Hening Parlan, berbagi cerita haru saat naik ojek online (ojol) dari kawasan Senayan ke Cikini, pasa Senin (2/12) sore. Driver ojol yang membawa dia itu rupanya penyandang disabilitas. Tulisan yang dibagikan Hening Parlan di akun Facebook miliknya itu sempat viral.

”Kutuliskan agar jemput di depan Bank Mandiri. Dan jawabnya: ‘siap.’ Tak lama, ada balasan; ‘saya sudah di depan Bank Mandiri,” tulis Hening mengawali ceritanya.

Sesampainya di titik penjemputan, Hening menyapa namun jawaban sang mitra GoJek yang bernama Azis Setiana itu kurang jelas. ”Dia mengarahkan tangannya agar saya duduk. Setelah saya duduk, ia menoleh ke saya dan bicara dengan bahasa isyarat yang saya tangkap bahwa ia bilang ia tidak bisa mendengar dan bicara,” lanjut Hening.

Hening yang aktif di Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMS) itu hanya tersenyum kemudian mengangkat jempol sambil mengangguk. ”Kami pun jalan ke arah Cikini. Dan tahu nggak sih, sepanjang jalan itu saya mewek (menangis) karena terharu,” ungkap Hening terkait postingannya tersebut.

Terlebih Hening menyadari bahwa perjalanannya bersama Azis itu sehari jelang Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember. ”Kebetulan saya memang bergerak di isu-isu kemanusiaan jadi saya perhatikan soal-soal seperti itu,” ucapnya.

Sekuat tenaga Hening menahan agar tangisnya tidak pecah. Tidak semakin menjadi-jadi. Meskipun pikirannya tidak bisa dialihkan dari terus membayangkan betapa hebat Azis dengan keterbatasannya mencari nafkah sebagai mitra ojol Gojek.

”Salut buat Gojek yang mau menerima pengemudi yang berkebutuhan khusus. Jadi kita harus apresiasi Gojek,” tegas Hening yang juga aktif di PP Aisyiyah.

Sebab, menurutnya, mencari nafkah merupakan hak semua orang. Siapapun boleh dan berhak mencari rejeki yang halal. ”Teman-teman yang berkebutuhan khusus tidak ada bedanya dengan yang lain. Justru harus diapresiasi,” kata perempuan yang juga bekerja di Paladium itu.

Aktivis kemanusiaan, Hening Parlan hanya bisa mewek mengetahui perjuangan penyandang disabilitas yang mencari nafkah sebagai driver ojol.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News