Cerita Perawat Honorer K2 Menghadapi Pasien Tidak Jujur

Sebenarnya, kata Ani, di Puskesmas Cijeungjing dapat APD hazmat dari Dinas Kesehatan Kab Ciamis. Namun, setiap puskesmas hanya dapat 3 APD hazmat. Sementara tenaga kesehatannya ada 20 orang.
Alhasil, kepala puskesmas berinisiatif menjahitkan gaun medis untuk 20 nakes. APD hazmat digunakan bila menangani pasien yang menunjukkan gejala corona.
"Waktu itu gaun medisnya belum selesai dijahit jadi cuma pakai baju dinas ditambah masker dan sarung tangan. Beruntung setelah pasiennya dirujuk ke rumah sakit, yang bersangkutan negatif corona," tuturnya.
Meski begitu, Ani bersama rekan-rekannya suka sedih bila bertemu pasien yang tidak jujur.
Seolah-olah COVID-19 adalah aib sehingga informasi yang berkaitan dengan penyakit pasien ditutupi. Padahal, hal itu justru membahayakan banyak orang.
Kekhawatiran Ani dan rekan-rekannya sekarang adalah jelang ramadan dan lebaran akan banyak yang mudik. Otomatis makin banyak ODP (orang dalam pemantauan).
Untuk melindungi para nakes, pihak Puskesmas memberikan kebijakan konsultasi lewat telepon.
Pasien bisa menceritakan keluhan penyakitnya kemudian oleh dokter disiapkan obat. Nanti keluarga pasien yang mengambil obatnya.
Ani Andriani, seorang perawat berstatus honorer K2, cerita saat menghadapi pasien tidak jujur soal riwayat perjalanannya, di tengah pendemi virus corona.
- Menteri Karding Berangkatkan 55 Perawat dari Universitas Binawan ke Austria
- Imbauan MenPAN-RB & BKN Tak Ampuh, Honorer K2 Teknis Tetap Diputus Kontrak
- CPNS & PPPK Tahap 1 Semringah, SK ASN di Tangan, Semua Honorer K2 Terakomodasi
- Waduh, Oknum Mengaku Letkol Teddy Tawarkan Kelulusan PPPK Instan ke Honorer K2
- Pemerintah Fokus Tuntaskan Pengangkatan PPPK Tahap 1, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Surat Kemendagri & KepmenPAN-RB Jadi Senjata Honorer R2/R3 Diangkat PPPK Paruh Waktu, Faktanya?