Cerita Terbaru Arab Saudi tentang Kematian Khashoggi

Cerita Terbaru Arab Saudi tentang Kematian Khashoggi
Aktivis HAM dan rekan-rekan Jamal Khashoggi menggelar demonstrasi di depan Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Senin (8/10). Foto: Reuters

jpnn.com, RIYADH - Cerita Pemerintah Arab Saudi tentang kasus pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi terus berubah. Hal itu membuat pimpinan beberapa negara lain makin berang. Mereka minta penyelidikan tuntas dan bukti yang kuat.

Salah satu pejabat tinggi Arab Saudi menjelaskan detil tentang versi Arab Saudi soal kematian jurnalis pembangkang Arab Saudi itu.

Menurutnya, tim 15 orang itu dibentuk untuk mengintimidasi Khashoggi. Rencana awal, mereka akan menyekap Khashoggi di bangunan terpencil di luar kota Istanbul.

''Mereka harusnya mengancamnya untuk kembali pulang. Tapi, jika tak mempan dia akan dilepas,'' ungkap pejabat yang menolak disebut identitasnya kepada Reuters.

Namun, rencana tersebut gagal saat Khashoggi malah mengancam balik. Dia menyebutkan ada orang lain yang menunggu di luar konsulat. Tunangannya, Hatice Cengiz, akan menghubungi otoritas Turki jika dia tak segera keluar.

''Sewaktu tahu akan dibius, Khashoggi mencoba teriak. Tim di sana menutup mulut dan lehernya dan tak sengaja membunuhnya,'' ungkapnya.

Dia juga menjelaskan mengapa Arab Saudi tiba-tiba mengakui pembunuhan tersebut. Hal tersebut karena tim eksekusi membuat laporan palsu ke markas di Arab Saudi. Mereka mengaku bahwa Khashoggi sudah dipulangkan kembali.

Padahal, mereka membungkus mayat pria 59 tahun itu dengan karpet. Lalu, membuangnya di Hutan Belrgrad dekat kota Yalova. Sedangkan, Mustafa Madani, salah satu anggota tim, memakai pakaian Khashoggi dan keluar dari pintu belakang.

Pemerintah Arab Saudi terus berusaha lepas dari tekanan internasional terkait pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News